Bandung Barat-MC-Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menggelar Rapat Kerja (Raker) bertempat digedung serbaguna LPMP Jawa Barat, Jalan Raya Climare-Batujajar,KBB, Jawa Barat.
Ketua KONI KBB Agus Mulya Sutanto mengatakan,Hasil rapat pada hari ini adalah menyampaikan kepada semua ketua Cabor tentang hasil Porprov 14 yang diselenggarakan pada tanggal 18 November 2022 tentang perolehan medali dan rencana program tahun 2023.
"Alangkah kecewanya ternyata kondisi pada saat pemilihan tanggal 22 Juni 2022 yang memenangkan saya, pikir saya setelah Proprov dan bergulirnya 6 bulan ini masalah selesai,ternyata masalahnya engga selesai, buktinya KONI adalah bagian dari KBB dapat anggaran 500 juta, Ada apa dibalik itu,?"Kata Agus
Agus juga menjelaskan,pada tahun 2007 KONI berdiri di KBB dapat 700 juta, bergulir sampai dengan 20 milyar, sekarang ditahun 2022 dapat 500 juta, ada apa Hengki? Maunya apa dia?
"Sedangkan untuk mensejahterakan masyarakat itu dengan mengolahragakan masyarakat dan kalau ada prestasi di bidang olahraga yang namanya harum bukan Agus Mulya tetapi KONI dan pemerintah Bandung Barat, " Ujarnya
Masih menurut Agus, Kita contoh kabupaten atau kota lain,75 atau 50 juta per Cabor. Apa yang didapat dari KBB? Saya mendengar dari orang orang kita mendapat 25 juta, saya perintahkan jangan diambil, minimal saya meminta 50 juta sesuai dengan 2018,dengan alasan defisit atau inflasi.
"Idealnya adalah 9 milyar,karena untuk membiayai Porprov 2026 ini berkesinambungan,4 tahun kita butuh proses.untuk perlengkapan, untuk BOP, untuk sosialisasi dan yang lainnya, " jelas Agus
Agus Mulyana juga mengatakan bahwa tidak ada guna pengurus yang ada Legislatif di bagian Bangar DPRD KBB yaitu Phiter Tjuandis,Saya akan Resafle dan coret.
"Saya mau Audent, saya sudah WA dan Kirim surat, tapi sampai hari ini tidak ada tanggapan dari Hengki, dia Banci !!"tegasnya
Sementara Ketua Perbakin KBB,Dedi Suprapto mengatakan, Saya sebagai Cabor melihat objektif, saya tidak mau melihat persoalan persoalan kebijaksanaan politik, kita ini tugasnya membina para atlet secara langsung, jadi mengenai politik, anggaran ,
semua wilayah kerjanya KONI, kita bergabung di KONI sebagai Holding.
"Saya membina Cabor ini sudah 4 periode,karena saya ingin mengetahui persolaan pokok di Cabor itu apa,? ternyata terasa sekali bahwa proses pembinaan ini harus berjenjang,dan punya program jangka panjang dan sebagainya, " Kata Dedi
Dedi juga menyampaikan bahwa Ada beberapa hal yang disampaikan oleh ketua KONI KBB secara Exsternal terkait dengan uang Kadeudeuh, itu tradisi baru pembinaan bupati langsung terhadap atlet secara individu, tanpa melalui KONI hibah langsung diberikan kepada atlet melalui Leading Sektor,tidak dilihat dari sisis Nominal,tetapi bagaimana pemerintah daerah memperhatikan dirinya yang sudah berprestasi.
Tapi kalau seperti itu kalau isyu itu memang benar, saya rasa ini tidak hanya tidak konsisten tetapi tidak rasional secara berpikir.
"Menetapkan anggaran dari 50 juta ke 25 juta, menetapkan politik anggaran, dia sudah melanggar yang di buat sendiri dengan ketetapan bupati, kedua tidak melihat aspek psikologisnya,Kota Bandung naik, kabupaten Bandung naik,Cimahi naik, Kuningan saja kabupaten kecil naik, di Bandung Barat turun, ada apa secara dia berpikir? Dua duanya mandul cara berpikir, ada motif apa ? kita akan gali.
Saya akan melakukan penelitian dan kajian tentang masalah ini, "ujarnya
Masih menurut Dedi, Langkah kita lakukan, karena kita dibawah KONI maka kita akan mendorong melalui Raker,ini bagaimana kita memberikan data impiris, kita membuat kepelatihan jangka panjang, kita memberikan prestasi yang secara maksimal, tetapi dengan perlakuan anggaran politik seperti ini. Pembinaan olahraga itu memang mutlak berdasarkan Undang-undang sudah jelas bahwa setiap daerah mempunyai hak, itu ditentukan oleh Undang undang.
"Jangan cuma modal Defisit anggaran, yang sama negara Indonesia diwilayah Jawa Barat, mereka juga sama punya objek parawisata, mereka juga punya wilayah niaga, sedefisit anggaran mereka mempunyai spirit yang bagus untuk memberikan penghargaan pada atlet atlet, "ungkapnya
"Jangankan mereka memberikan penghargaan terhadap KONI dan Organisasinya seperti pengcab, kapada atletnya saja mereka memberikan penghargaan seperti ini, bagaimana nasib atlet kita Kedepan, makanya saya berharap buat pemimpin Kedepan kembali kepada nurani politik yang benar, "kata Dedi
Dedi menambahkan bahwa Gerakan kedepan kita akan mendorong KONI untuk melakukan gerakan yang benar dan terukur, apalagi kalau dilihat secara Rasionalisme.
"Kita tidak mau tahu persoalan pemerintah Daerah terhadap KONI, baik secara personality maupun Organisasi, tetapi kalau pemerintah daerah sudah mau kontrovasi kepada Organisasi KONI yang berimbas kepada Cabor Cabornya, maka kita akan paling depan untuk mempertanyakan ini, "pungkasnya
Wartawan ;Hendy Irawan